Pastinya, tidak ada keharusan "wajib" untuk menyampaikan segala macam apa yang kita ketahui, dengar, dikhalayak orang'' ramai dimana saja berada, terlebih lagi didunia maya dimana banyak terdapat syubhat'' meskipun ada nilai'' positf dan tentunya semua itu dikembalikan kepada setiap masing' individu itu sendiri bagaimana menyikapinya.
Terkadang ada masa_nya kita tidak berbicara sesuatu yang semestinya belum saatnya untuk dibicarakan, tentunya pembicaraan yang sifatnya sangat sulit dinalar dan dipahami oleh akal seseorang yang belum ada kapasitas untuk menerima serta mencernanya, karena ditakutkan ada kesalahtanggapan yang menyebabkan masuk kejurang gelab dan dalam menyesatkan.
Tentu, setiap kita yang memiliki rasa, asah, harapan, cita dan cinta,
tidak rela melihat saudaranya tergelincir dalam jurang pemisah
kebahagiaan, disebabkan atas kesalapahaman dari sebuah arti yang sangat
berarti. Maka, cukuplah kita pendam dalam hati yang terdalam atau kita
luapkan kepada mereka yang pantas,
Masih teringat apa yang disampaikan guru ngaji Tauhidku semalam yang kira'' maknanya begini,
Imam Ali Karamallahu wajh, beliau berkata :
"Berbicaralah kepada manusia sesuai apa yang ia ketahui. Apakah kalian suka Allah dan Rasulullah didustai?
Subhanallahu Walhamdulillah
Begitu juga Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
"Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta kalau dia menceritakan semua yang dia dengar"
Wallahu 'alam....
Cairo lama. 2/8/2015
Masih teringat apa yang disampaikan guru ngaji Tauhidku semalam yang kira'' maknanya begini,
Imam Ali Karamallahu wajh, beliau berkata :
"Berbicaralah kepada manusia sesuai apa yang ia ketahui. Apakah kalian suka Allah dan Rasulullah didustai?
Subhanallahu Walhamdulillah
Begitu juga Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
"Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta kalau dia menceritakan semua yang dia dengar"
Wallahu 'alam....
Cairo lama. 2/8/2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar