قال ابن القيم رحمه الله في مدارج السالكين ( 2/ 405 ) :
فصل
قال : (( والذكر : هو التخلص من الغفلة والنسيان )).
والفرق بين الغفلة والنسيان : أن الغفلة ترك باختيار الغافل ، والنسيان ترك بغير اختياره ، ولهذا قال تعالى : { ولا تكن من الغافلين } ولم يقل : ولا تكن من الناسين ، فإن النسيان لا يدخل تحت التكليف فلا ينهى عنه .
Blog ini hanya sebagai pelepas dahaga dari kegersangan jiwa yang haus akan lautan ilmu
Minggu, 29 Maret 2015
الفرق بين الغفلة والنسيان
Kamis, 26 Maret 2015
Methode Aqidah Salafi Dalam menyikapi Ayat-ayat shifat (khabariyah)
Untuk mempersingkat, penulis tidak berpanjang lebar
menuliskan sejarah maupun biogarafi ‘ulama-‘ulama salafi, dikarenakan waktu
yang terbatas dan juga tentunya untuk menghemat energy didalam kesibukan yang
selalu menuntut, mungkin pembahasan mengenai keterkaitan tentang faham salafi, langsung
saja ke inti sari-nya. Menurut sependek pengetahuan penulis dari hasil membaca
beberapa buku kalangan salafi, maupun terjun langsung berdiskusi dengan oknum-oknum
salafi, penulis berkesimpulan, bahwa methode yang digunakan aliran salafi dalam
menyikapi ayat-ayat shifat (khabariyah) adalah, dengan meng-istbatkan (istbat)
makna dzhohir seraya tidak menyerupakan namun ada sesuatu sisi persamaan. Mari
kita simak bagaimana sebenarnya methode yang digunakan kelompok kalangan salafi dalam
menyikapi ayat-ayat shifat (khabariyah) dalam berkeyakinan.
Shaikh Utsaimin berkata dalam kitba aqidah washtiyah-nya.
إن الله عز وجل له وجه وله بد وله رجل عز
وجل, لكن لا يلزم من أن تكون هذه الأشياء مماثلة للإنسان, فهناك شيء من الشبه, لكن
ليس على سبيل المماثلة.
Beliau berkata : Sengguhnya
Allah Azza wa Jalla mempunyai wajah, dan mempunyai tangan mempunyai kaki Azza
wa Jalla, akan tetapi tidak berkonsekwensi serupa dengan manusia, namun ada
sisi persamaan disana, Tapi tidak dalam konteks penyerupaan. (terjemah bebas)
Dari pernyataan
Utsaimin Rh diatas, penulis menyimpulkan bahwa mereka telah menggunakan methde
istbat dalam ayat-ayat shifat (khabariyah) dan jelas berbeda dengan methode
Imam asy’ary dan kalangan salaf al-sholeh yang menggunakan tahfwid dan takwil
sebagaimana yang telah penulis terangkan dari pembahasan sebelumnya. Sejatinya,
pernyataan yang dikemukakan oleh Utsaimin Rh tersebut hanyalah mengikut oleh
para pendahulunya Shaik Ibnu Taimyah Rh, dan shaik Muhammad abdul wahhab atau
panggilan terkenalnya “Wahabi”. Dan tentunya di amini oleh para ‘ulama-‘ulama
salafi lainnya, bahkan memang seperti itu lah keyakinan mereka, tidak heran
bila cendikiawan muslim yang berafiliasi salafi di Indonesia mengadopsi
faham-faham yang demikian adanya.
Mungkin untuk
pembahasan faham salafi kali ini, sementaa dicukupkan sampai disini saja,
karena sebenarnya, pernyataan Utsaimin Rh diatas, sudah mewakili faham salafi
dalam menyikapi ayat-ayat shifat (khabariyah) dalam Alquran, kendatipun penulis
mengutip dari ‘ulama salafi lainnya, tentu ujung-ujungnya sama persis dengan
pernyataan Utsaimin diatas. Dan pastinya, inti sari dari pemahaman dan methode
terkait, sudah sampai kepada penulis dan rekan pembaca.
Kesimpulan
Telah sama-sama kita
ketahui, ada sisi perbedaan antara faham asy’ari dan salafi dalam menentukan
methode yang berkaitan dengan ayat-ayat shifat (khabariya) dalam alquran.
Methode Imam Asya’ari
terangkum dengan dua methode, yang pertama Tafhwid, serta yang kedua Ta’wil.
Sedangkan methode salafi yang pertama Istbat yang kedua tidak tafhwidh dan tidak
ta’wil.
Ini saja lah yang bisa
penulis sampaikan mengenai pembahasan seputar faham asy’ari dan salafi, semoga
tulisan yang singkat ini, bermanfaat bagi penulis dan para rekan pembaca, wa
akhirul kalam, lebih dan kurang penulis haturkan permohonan maaf, karena
sesungguhnya Hanya Allah Swt sajalah yang Maha Sempurna,
سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ
أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
(alquran)
Rabu, 25 Maret 2015
Secercah Penjelasan tentang Aqidah Iman Asy’ari
Sebelum memasuki inti dari pembahasan ini, alangkah indah dan baiknya, terlebih
dahulu kita mengenal nama dan kuniyah serta gelar dari Sang Imam Ahlusunnah
Waljama’ah. Didalam kitab Al-wasit Fi
Aqo’id Al-imam Asy’ary yang dikarang oleh cendikiawan muslim
Baghdad Shaik Syahid Ahmad Mukhlis
Al-rawi, bahwa nama Imam Asy’ari adalah Ali bin Ismail bin Abu Bisyr, kuniyah
beliau Abul Hasan , dan sedangkan
gelar-nya adalah Al-Asy’ari, yang
dinisbahkan kepada salah satu sahabat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasllam,
yaitu Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu
‘anhu. Dan sebagaimana yang telah sama-sama kita ketahui bahwa, Imam Asy’ari
dikenal sebagai sebagai seorang Mutakallim yang handal dan sangat luar biasa,
yang membentengi Aqidah umat Islam dari pemahaman-pemahaman yang telah
menyimpang dari ajaran Islam yang suci, sehingga sangat pantas dan layak, bila
ajaran serta konsep yang dilahirkan oleh Imam Asy’ari, menjadi panutan serta
pegangan bagi seluruh umat Islam dunia, karena sesungguhnya beliau bukanlah
menciptakan ajaran baru dalam Islam, namun sebaliknya beliau hanya memperkokoh
dan memperkuat ajaran-ajaran Salaf al-shaleh. Beliau lahir pada tahun 260 H di Bashrah, Irak. Namun ada juga yang
mengatakan tahun 270 H, ini tentunya disana ada perbedaan pendapat diantara
Ahli sejarah dan Ulama, dan pendapat yang dikuatkan oleh Al-hafiz ibnu Asaakir
RH, tahun 260 H, begitu juga hal-nya tentang tahun wafatnya Imam Asy’ari
Rahimahullah, meskipun ada perbedaan pendapat, namun pendapat yang kuat dan
mu’tamad bahwa, beliau wafat di Baghdad tahun 324 H.
Penulis mengutip keterangan dari sebuah kitab yang berjudul أهل السنة الأشاعرة شهادة علماء الأمة وأدلتهم Yang dikarang oleh Shaik حمد السنان
فوزي العنجري bahwa
Aqidah Imam Asy’ari tidak berbeda alias sama persis dengan Aqidahnya Para Imam
Madzhab, seperti aqidahnya Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Syafi’i, Imam Malik,
Imam Abu Hanifah beserta para ashaabnya. (terjemah bebas)
Dan tentunya ini
menunjukan bahwa aqidah Imam asy’ari sejalan dengan aqidahnya salafu al-shaleh
serta ahli ilmu, dari zaman kezaman
hingga sampai diera globalisai yang serba canggih realita sekarang ini.
Dan tentunya, ketika
bebicara tentang Imam Asy’ari, sudah tidak asing lagi ditelinga bagi mereka
yang mendengar, melihat dan berpikir, adalah bahwa Imam Asya’ari imamnya Umat
Islam mayoritas dari zaman kezaman, masa ke masa di Indonesia, Mesir, serta
Negara-negara lainnya didunia yang fana ini. Termaktub dalam kitab شرح الخريدة البهية halaman 35, disebutkan bahwa Shaikh al-Islam Al’izzu bin Abdissalaam, Dan Ibnu Hajib
beserta Ulama-ulama kibar lainnya, menyatakan aqidah Imam Asy’ari dianut oleh
para Pengikut Syafi’iyah, Malikiyah, Hanafiyah dan pembesar-pembesar hanabilah kecuali yang sadz
diantara mereka. Ini sejalan dengan keterangan yang penulis paparkan
sebelumnya. Dan diantara pembesar dan
pengikut Imam Abul Hasan Asy’ri, seperti
Imam Baqilani, Abu Ishak
al-sayrazi, Imam Al-ramain, Hujjatu
al-Islam Alghazali, Imam Subki, Imam Nawawi, Rafi’I , Amirul mu’minin dalam
hadist Ibnu Hajar asqolaani dan haitami,
serta Imam suyuti rahimahumullahu ajma’in dan lain sebagainya yang tidak bisa
satu persatu penulis tuliskan, dikarenakan banyaknya jumlah pengikut Imam Asy’ari,
dan mereka semua adalah para ahli ilmu dan orang-orang yang sholeh.
فلما
علونا واستوينا عليهم تركناهم
صراعى لنسر وطائر
Menurut sependek
pengetahuan Penulis, bahwa ketika membahas tentang Aqidah didalam beragama,
tentu ini berkaitan dengan konsekwensi hukum yang berlaku, kalau misalnya,
hukum dalam permasalahan seputar Fiqih hanya berupa wajib, sunnah, makruh dan
mubah serta lain sebagainya, maka berbeda dengan permasalahan aqidah, hanya ada
dua hukum dalam aqidah, yaitu Iman dan Kafir, karena aqidah adalah usulluddin atau dasar agama yang tidak boleh
salah dalam berkeyakinan atau ada keraguan, mesikupun 1% dari 100 %, berbeda dengan hal-nya mengenai
Fiqih, jika salah maupun benar , hanya
berkaitan dengan dosa, pahala, serta fasiq namun tetap masih dalam golongan
umat Islam dan tidak sampai kafir yang nanti kekal dineraka-Nya. Dan tentunya,
tidak serta merta kita harus tergesa-gesa mengkafirkan seseorang atau golongan,
kelompok dalam aqidah, dikarenakan tidak sejalan dan sepaham dengan keyakinan
yang telah kita yakini, Pengkafiran
dalam Aqidah, ada dalam perkara yang dhoruri atau yang Qoth’iyaat, sebagai contoh, ada seseorang yang tidak
meyakini Allah Subhanahu Wata’aalaa itu bukanlah Tuhan Pencipta alam beserta isinya, dan tidak beriman bahwa Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wasallam utusan Allah Subhanahu Wata’aalaa, serta
mengingkari rukun Islam yang lima, dan lain sebagainya yang sifatnya dharury.
Nah, sedangkan permasalahan
yag sifatnya bukan dharuri, seperti
istidlalnya para Ulama dan ahli ilmu
dalam menyikapi ayat-ayat sifhat (khabariyah) didalam Alquran, tentu ini harus membutuhkan
kehati-hatian menyimpulkan serta menghukuminya, maka penulis sengaja membatasi
pembahasan kali ini, hanya seputar perbedaan pendapat antara Asy’ari dan Salafi
dalam konteks aqidah Islamiyah yang terkhusus kepada ayat-ayat Shifat
(khabariyah). Untuk kali ini, penulis akan menuliskan methode Imam Asy’ari dalam menyikapi
ayat-ayat shifat ataupun khabariyah dalam Alquran.
Ada dua methode Imam
Asy’ari dalam menetapkan ayat-ayat shifat (khabariyah).
Pertama : Tafhwidh, dan ini selaras dengan pendapat ‘ulama
Salaf,
Kedua : Ta’wil,
ini sejalan dengan pendapat ‘ulama Khalaf
Perlu diperhatikan, Tidak
semua ‘ulama salaf itu selalu menggunakan method tafhwidh dalam permasalahan ayat-ayat shifat (khabariyah), sehingga bisa dikatakan bahwa ulama salaf itu selalu tafhwidh, karena terkadang, ada juga
diantara ‘ulama salaf yang menta’wil, dan
begitu juga sebaliknya, tidak semua ‘ulama khalaf itu menggunakan methode ta’wil,
karena ada juga diantara ‘ulama khalaf memilih tafhwidh dalam permasalahan seputar
ayat-ayat shifat. Maka oleh karena itu, boleh dikatakan, bahwa mayoritas ‘ulama
salaf itu menggunakan tafhwidh, dan sedangkan ‘ulama khalaf, mayoritasnya menggunakan
ta’wil.
Dan terdapat banyak ulama yang menyebutkan, bahwa imam
asy’ari mempunyai dua metodhe, dan ini sejalan dengan pendapat para ‘ulama-ulama asya’irah, seperti Qhadi baqilani
yang disebut sebagai Mu’assis kedua asya’irah, yang beliau ada menfwidh ayat-ayat
shifat ataupun khabariyah, seperti dalam kitabnya al-inshof, beliau ada metakwil
ayat istiwa denga istilaa’ yang berarti menguasai bukan menetap apalagi bersemayam,
serta sebagaiman buku yang penulis baca, ditemukan ada perkataan Imam Baihaqqi menyatakan, bahwa Imam
Asy’ari mentakwil ayat istiwa’ dengan sifat perbuatan (fi’lun), tentu ini sangat
jauh sekali dari makna yang sesungguhnya seperti menetap, bersemayam, duduk, dan
lain sebagainya menurut makna dzhohirnya.
Mungkin untuk sementara,
saya cukupkan sampai disini pembahasan mengenai methode Imam Asy’ari, karena terlalu
panjang dan sangat luas pembahasan ini, jadi penulis hanya meringkas seringkas ringkasnya,
dan tentunya bisa dikembangkan dalam diskusi nantinya.
Sebelum penulis tutup pembahasan
diatas, mari kita simak kalamnya Imam Al-idzi shohibu al-mawaakif, mawaakif salah
satu kitab muthawalat dan mu’tamad yang dikaji dimesjid Al-azhar oleh Shaikh Al-mutakallim
Hasan syafi’i
يقول الإمام الإيجي رحمه الله : لما وصف
تعالى بالاستواء في قوله تالى : الرحمن على العرش استوى (طه :5 )
اختلف الأصحاب فيه : فقال الأكثرون : هو الاستيلاء
, ويعود الاستواء حينئذ إلى صفة القدرة . قال الشاعر :
فد استوي بشر على العراق من غير سيف ودم مهرا ق
وقال الأخر :
Minggu, 22 Maret 2015
Perbedaan Pendapat dikalangan Asya'iroh
Meskipun ditemukan adanya perbedaan pendapat, dikalangan Ulama
Asya'iroh Ahlussunnah Waljamaah, namun bukan berarti ini semua adalah
sesuatu yang bermasalah sehingga harus mengeluarkan mereka dari golongan
Asya'iroh.
Mereka tetap dikatakan sebagai Ulama Asya'iroh Ahlussunah Waljamah, karena perbedaan pendapat adalah sesuatu Hal yang biasa dikalangan Ahli Ilmu, ini menunjukan bahwa, tidak ada istilah Taqlid buta dan kefanatikan dalam bermanhaj,
Sebagian kalangan Ulama Asya'iroh ada yang mengatakan bahwa kaum muktazilah sudah keluar dari Islam, karena mereka Muktazila berpendapat al-'adamu (Tidak ada) adalah sesuatu,
Mereka tetap dikatakan sebagai Ulama Asya'iroh Ahlussunah Waljamah, karena perbedaan pendapat adalah sesuatu Hal yang biasa dikalangan Ahli Ilmu, ini menunjukan bahwa, tidak ada istilah Taqlid buta dan kefanatikan dalam bermanhaj,
Sebagian kalangan Ulama Asya'iroh ada yang mengatakan bahwa kaum muktazilah sudah keluar dari Islam, karena mereka Muktazila berpendapat al-'adamu (Tidak ada) adalah sesuatu,
Sebagaimana pada umumnya dikalangan Asya'iroh yang namanya sesuatu itu adalah ada wujudnya direalita.
dan jika al-adamu ( Tidak ada) dikatakan sesuatu, maka ini berkonskwensi adanya Alam di Azali, atau bahasa sederhananya ada makhluq yang tidak ada permulaannya alias qodim,
Namun, pendapat yang mu'tamad disisi Ahlussunnah Waljamaah ( Asya'iroh ) adalah,
golongan orang muktazilah masih termasuk Islam. ini lah pendapat yang kuat, karena Para Ulama Mengatakan :
لازم المذهب لا يعد مذهباً إلا أن يكون لازماً بيناً
Wallahu'alam .
dan jika al-adamu ( Tidak ada) dikatakan sesuatu, maka ini berkonskwensi adanya Alam di Azali, atau bahasa sederhananya ada makhluq yang tidak ada permulaannya alias qodim,
Namun, pendapat yang mu'tamad disisi Ahlussunnah Waljamaah ( Asya'iroh ) adalah,
golongan orang muktazilah masih termasuk Islam. ini lah pendapat yang kuat, karena Para Ulama Mengatakan :
لازم المذهب لا يعد مذهباً إلا أن يكون لازماً بيناً
Wallahu'alam .
Sabtu, 21 Maret 2015
Cerpen
"Cinta terlarang "
Wanita berkulit putih dengan rambut panjang dan kriting, serta hidung yang mancung berkerabu itu terkejut, dan tidak habis pikir, bagaimana bisa kata-kata perpisahan itu diucapkan dari kekasih yang dicintainya,
Terjadilah dialog sengit yang berkecamuk antara dua sepasang kekasih yang belum halal lagi diridhoi.
Namun, sebelum dialog itu terjadi, terlebih dahulu lelaki itu menelepon pacarnya, agar mau bertemu disuatu tempat, yang sunyi sepi tanpa ada seorangpun yang mengganggu,
Hp Nokia C1-00 milik wanita itupun berdering dering, sebagai isyarat bahwa ada yang memanggil-manggil dirinya, siapakah gerangan yang pagi-pagi buta, belum lagi sempat cuci muka, sudah ada yang menelepon. Dengan raut wajah yang cemberut serta rambut yang acak-acakan, tanpa membaca Al-basmalah Hp-nya diangkat.
Lelaki : Assalamu'alaikum Wr wb, Hallo Bebh , sore hari ini, aku ingin bertemu denganmu, Penting kali
Wanita : Waalaikumussalam Wr. wb, ohhh, iya Cintaqu, ada apa ? dan dimana ?
L : nanti saja aku ceritakan ada apanya, kita bertemu ditempat yg biasanya kita mojok. ( baca : duduk berduaan ditempat sepi)
W : iya, sampai ketemu nanti sore, ea my love smile emotikon
L : Oke, siip, Don't forget
Seiring berjalannya waktu, detik demi detik, jam dinding terus berputar, waktu sore mulai ingin menyapa, dan pertemuan itu sudah mulai nampak titik terang. Dengan hati yang bimbang lagi berdoa, lelaki itu sudah bertekad keras, untuk mengakhiri sebuah hubungan yang tidak semestinya, meski berat rasanya, namun dalam hati kecilnya berkata : lebih berat lagi terasa di akhirat, bila hubungan ini tetap diteruskan. Astaghfirullah, mulutnya komat kamit membaca istighfar.
Akhirnya, Tanpa disadari, waktu sore telah tiba, lelaki itupun bergegas, dan berjalan menuju suatu tempat yang dimana, ditempat itu lah dia akan mengakhiri kisah cinta terlarangnya dengan kekasihnya.
Ternyata, wanita (kekasihnya) sudah duluan sampai ditempat itu, duduk manis seraya menunggu pujaan hatinya,
Untuk mempersingkat, terjadilah dialog yang sengit antara Sepasang kekasih terlarang itu.
Begini dialognya_
Lelaki : sebenarnya, ada yang ingin kusampaikan kepadamu, tapi aku bingung dari mana memulainya.
Wanita : Emank ada apa rupanya? kok bingung sihhh, aneeeeeh. hmmmm
Lelaki : begini, sepertinya, aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini, karena ini, Cinta terlarang. kamu tahukan ?
Wanita : Lohhhhhhh, kok bisa ? gak ada angin serta badai? kamu kenapa Bebh? ada apa, kamu demam ya ? bukankah kamu bebh yang nembak aku, untuk menjadi pacar kamu, ingat itu ya,tapi, tapi kenapa kamu ingin mengakhirinya ? anehhhhhhhhh, hmmmm
Lelaki : iya, aku tahu, semua ini salahku, aku yang memulainya, makanya karena itu, aku ingin mengakhirinya, kuharap kamu mengerti !!
Wanita : Tapi, kenapa tiba-tiba kamu ingin mengakhirinya dengan beralasan, bahwa cinta ini, cinta terlarang ? bukankah cinta kita sudah berjalan dengan apa adanya tanpa ada kata'' cinta terlarang. ?
Lelaki : Iya, tapi itu dulu, dulu aku tidak begitu paham dan peduli dengan Larangan-larangan agama, namun sekarang aku sadar dan mulai mengerti, ternyata apa yang selama ini kita lakukan, salah kaprah. ini tidak bisa diteruskan, kamu mengertikan ?
Wanita : Ya, aku mengerti, tapi ..................Aku masih mencintaimu ! aku tidak ingin kamu jauh dan meninggalkanku, hiks, hiks, hiks, (baca :nangis)
Lelaki : Begitu juga diriku, yang masih mencintaimu, namun tetap saja ini tidak bisa kita teruskan !. Aku ingin berubah, berubah lebih baik menjadi lelaki yang taat beragama, kumohon ngertiin aku, plisss. frown emotikon
Wanita : Lantas, bagaimana ? atau, kalau begitu Lamar aku, jadikan aku halal bagimu, sehingga cinta ini bukan cinta yg terlarang.
Lelaki : Bukannya aku tidak mau melamarmu, tapi tahu sendirikan, aku hanya lelaki biasa, dan masih bodoh, bagaimana aku bisa membangun sebuah pernikahan tanpa ilmu yang cukup?
Wanita : Terus, bagaimana dund ?
Lelaki : untuk sementara izinkan aku dulu menuntut ilmu, serta menuju Tuhanku.
Wanita : Baik lah, kalau itu yang kamu mau, tapi jangan lupakan aku dalam doamu .hiks, hiks, hiks (baca : nangis)
Lelaki : Tentu, aku tidak melupakanmu, aku akan selalu berdoa untukmu.
BERSAMBUNG.........
Wanita berkulit putih dengan rambut panjang dan kriting, serta hidung yang mancung berkerabu itu terkejut, dan tidak habis pikir, bagaimana bisa kata-kata perpisahan itu diucapkan dari kekasih yang dicintainya,
Terjadilah dialog sengit yang berkecamuk antara dua sepasang kekasih yang belum halal lagi diridhoi.
Namun, sebelum dialog itu terjadi, terlebih dahulu lelaki itu menelepon pacarnya, agar mau bertemu disuatu tempat, yang sunyi sepi tanpa ada seorangpun yang mengganggu,
Hp Nokia C1-00 milik wanita itupun berdering dering, sebagai isyarat bahwa ada yang memanggil-manggil dirinya, siapakah gerangan yang pagi-pagi buta, belum lagi sempat cuci muka, sudah ada yang menelepon. Dengan raut wajah yang cemberut serta rambut yang acak-acakan, tanpa membaca Al-basmalah Hp-nya diangkat.
Lelaki : Assalamu'alaikum Wr wb, Hallo Bebh , sore hari ini, aku ingin bertemu denganmu, Penting kali
Wanita : Waalaikumussalam Wr. wb, ohhh, iya Cintaqu, ada apa ? dan dimana ?
L : nanti saja aku ceritakan ada apanya, kita bertemu ditempat yg biasanya kita mojok. ( baca : duduk berduaan ditempat sepi)
W : iya, sampai ketemu nanti sore, ea my love smile emotikon
L : Oke, siip, Don't forget
Seiring berjalannya waktu, detik demi detik, jam dinding terus berputar, waktu sore mulai ingin menyapa, dan pertemuan itu sudah mulai nampak titik terang. Dengan hati yang bimbang lagi berdoa, lelaki itu sudah bertekad keras, untuk mengakhiri sebuah hubungan yang tidak semestinya, meski berat rasanya, namun dalam hati kecilnya berkata : lebih berat lagi terasa di akhirat, bila hubungan ini tetap diteruskan. Astaghfirullah, mulutnya komat kamit membaca istighfar.
Akhirnya, Tanpa disadari, waktu sore telah tiba, lelaki itupun bergegas, dan berjalan menuju suatu tempat yang dimana, ditempat itu lah dia akan mengakhiri kisah cinta terlarangnya dengan kekasihnya.
Ternyata, wanita (kekasihnya) sudah duluan sampai ditempat itu, duduk manis seraya menunggu pujaan hatinya,
Untuk mempersingkat, terjadilah dialog yang sengit antara Sepasang kekasih terlarang itu.
Begini dialognya_
Lelaki : sebenarnya, ada yang ingin kusampaikan kepadamu, tapi aku bingung dari mana memulainya.
Wanita : Emank ada apa rupanya? kok bingung sihhh, aneeeeeh. hmmmm
Lelaki : begini, sepertinya, aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini, karena ini, Cinta terlarang. kamu tahukan ?
Wanita : Lohhhhhhh, kok bisa ? gak ada angin serta badai? kamu kenapa Bebh? ada apa, kamu demam ya ? bukankah kamu bebh yang nembak aku, untuk menjadi pacar kamu, ingat itu ya,tapi, tapi kenapa kamu ingin mengakhirinya ? anehhhhhhhhh, hmmmm
Lelaki : iya, aku tahu, semua ini salahku, aku yang memulainya, makanya karena itu, aku ingin mengakhirinya, kuharap kamu mengerti !!
Wanita : Tapi, kenapa tiba-tiba kamu ingin mengakhirinya dengan beralasan, bahwa cinta ini, cinta terlarang ? bukankah cinta kita sudah berjalan dengan apa adanya tanpa ada kata'' cinta terlarang. ?
Lelaki : Iya, tapi itu dulu, dulu aku tidak begitu paham dan peduli dengan Larangan-larangan agama, namun sekarang aku sadar dan mulai mengerti, ternyata apa yang selama ini kita lakukan, salah kaprah. ini tidak bisa diteruskan, kamu mengertikan ?
Wanita : Ya, aku mengerti, tapi ..................Aku masih mencintaimu ! aku tidak ingin kamu jauh dan meninggalkanku, hiks, hiks, hiks, (baca :nangis)
Lelaki : Begitu juga diriku, yang masih mencintaimu, namun tetap saja ini tidak bisa kita teruskan !. Aku ingin berubah, berubah lebih baik menjadi lelaki yang taat beragama, kumohon ngertiin aku, plisss. frown emotikon
Wanita : Lantas, bagaimana ? atau, kalau begitu Lamar aku, jadikan aku halal bagimu, sehingga cinta ini bukan cinta yg terlarang.
Lelaki : Bukannya aku tidak mau melamarmu, tapi tahu sendirikan, aku hanya lelaki biasa, dan masih bodoh, bagaimana aku bisa membangun sebuah pernikahan tanpa ilmu yang cukup?
Wanita : Terus, bagaimana dund ?
Lelaki : untuk sementara izinkan aku dulu menuntut ilmu, serta menuju Tuhanku.
Wanita : Baik lah, kalau itu yang kamu mau, tapi jangan lupakan aku dalam doamu .hiks, hiks, hiks (baca : nangis)
Lelaki : Tentu, aku tidak melupakanmu, aku akan selalu berdoa untukmu.
BERSAMBUNG.........
Rabu, 18 Maret 2015
النوع الثالث
وهو مازيد فيه ثلاثة أحرف على الثلاثي وهو أربعة أبواب
الباب الأول : استفعل يستفعل استفعالا موزونه استخرج يستخرج استخراجا وعلامته أن يكون ماضيه على ستة أحرف بزيادة الهمزة والسين والتاء في أوله وبناؤه للتعدية غالبا وقد يكون لازما مثال المتعدى نحو استخرج زيد المال ومثال اللازم نحو استخرج الطين وقيل لطلب الفعل نحو أستغفر الله أى أطلب المغفرة من الله تعالى
الباب الثاني : افعوعل يفعوعل افعيعالا موزونه اعشوشب يعشوشب اعشيشابا وعلامته أن يكون ماضيه على ستة أحرف بزيادة الهمزة في أوله وحرف أخر من جنس عين فعله والواو بين العين واللام وبناؤه لمبالغة اللازم لأنه يقال عشب الأرض إذا نبت على وجه الأرض في الجملة ويقال اعشوشب الأرض إذا كثر نبات وجه الأرض
الباب الثالث : افعول يفعول افعوالا موزونه اجلوذ يجلوذ اجلواذا وعلامته ان يكون ماضيه على ستة أحرف بزيادة الهمزة في أوله والواوين بين العين واللام وبناؤه أيضا لمبالغة اللازم لأنه يقال جلذ الإبل إذا سار سيرا بسرعة وبقال اجلوذ الإبل إذا سار سيرا بزيادة سرعة
الباب الرابع : افعال يفعال افعيعالا موزونه احمار يحمار احمرارا وعلامته أن يكون ماضيه على ستة أحرف بزيادة الهمزة في أوله والألف بين العين واللام وحرف اخر من جنس لام فعله في أخره وبناؤه لمبالغة اللازم لكن هذا الباب أبلغ من باب الافعلالا لأنه يقال حمر زيد إذا كان له حمرة في الجملة ويقال احمر زيد إذا كان له حمرة مبالغة ويقال احمار زيد إذا كان له حمرة بزيادة مبالغة
الباب الأول : استفعل يستفعل استفعالا موزونه استخرج يستخرج استخراجا وعلامته أن يكون ماضيه على ستة أحرف بزيادة الهمزة والسين والتاء في أوله وبناؤه للتعدية غالبا وقد يكون لازما مثال المتعدى نحو استخرج زيد المال ومثال اللازم نحو استخرج الطين وقيل لطلب الفعل نحو أستغفر الله أى أطلب المغفرة من الله تعالى
الباب الثاني : افعوعل يفعوعل افعيعالا موزونه اعشوشب يعشوشب اعشيشابا وعلامته أن يكون ماضيه على ستة أحرف بزيادة الهمزة في أوله وحرف أخر من جنس عين فعله والواو بين العين واللام وبناؤه لمبالغة اللازم لأنه يقال عشب الأرض إذا نبت على وجه الأرض في الجملة ويقال اعشوشب الأرض إذا كثر نبات وجه الأرض
الباب الثالث : افعول يفعول افعوالا موزونه اجلوذ يجلوذ اجلواذا وعلامته ان يكون ماضيه على ستة أحرف بزيادة الهمزة في أوله والواوين بين العين واللام وبناؤه أيضا لمبالغة اللازم لأنه يقال جلذ الإبل إذا سار سيرا بسرعة وبقال اجلوذ الإبل إذا سار سيرا بزيادة سرعة
الباب الرابع : افعال يفعال افعيعالا موزونه احمار يحمار احمرارا وعلامته أن يكون ماضيه على ستة أحرف بزيادة الهمزة في أوله والألف بين العين واللام وحرف اخر من جنس لام فعله في أخره وبناؤه لمبالغة اللازم لكن هذا الباب أبلغ من باب الافعلالا لأنه يقال حمر زيد إذا كان له حمرة في الجملة ويقال احمر زيد إذا كان له حمرة مبالغة ويقال احمار زيد إذا كان له حمرة بزيادة مبالغة
Minggu, 15 Maret 2015
Sabtu, 14 Maret 2015
واثنا عشر بابا منها لما زاد على الثلاثى وهو ثلاثة أنواع
النوع الثاني
وهو مازيد فيه حرفان على الثلاثي وهو خمسة أبواب
الباب الأول : انفعل ينفعل انفعالا موزونه انكسر ينكسر انكسارا وعلامته أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة الهمزة والنون في أوله وبناؤه للمطوعة ومعنى المطوعة حصول أثر الشيء عن تعلق الفعل المتعدى نحو كسرت الزجاج فاانكسر ذلك الزجاج فان انكسار الزجاج أثر حصل عن تعلق الكسر الذى هو الفعل المتعدى
الباب الثالث : افتعل يفتعل افتعالا موزونه اجتمع يجتمع اجتماعا وعلامته أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة الهمزة في أوله والتاء بين الفاء والعين وبناؤه للمطوعة أيضا نحو جمعت الابل فاجتمع ذلك الابل
الباب الثالث : افعل يفعل افعلالا موزونه احمر يحمر احمرارا وعلامته أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة الهمزة في أوله وحرف اخر من جنس لام فعله في أخره وبناؤه لمبالغة اللازم وقيل للأنوان والعيوب ومثال الألوان نحو احمر زيد ومثال العيوب نحو اعور زيد
الباب الرابع : تفعل يتفعل تفعلا موزونه تكلم يتكلم تكلما وعلامته أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة التاء في أوله وحرف اخر من جنس عين فعله بين الفاء والعين وبناؤه للتكلف ومعنى التكلف تحصيل المطلب شيئا بعد شيء نحو تعلمت العلم مسألة بعد مسألة
البلب الخامس : تفاعل يتفاعل تفاعلا موزونه تباعد يتباعد تباعدا وعلامته أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة التاء في أوله والألف بين الفاء العين وبناؤه للمشاركة بين الاثنين فصاعدا. مثال المشاركة بين الاثنين نحو تباعد زيد عن عمرو ومثال المشاركة بين الاثنين فصاعدا نحو تصالح القوم
وهو مازيد فيه حرفان على الثلاثي وهو خمسة أبواب
الباب الأول : انفعل ينفعل انفعالا موزونه انكسر ينكسر انكسارا وعلامته أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة الهمزة والنون في أوله وبناؤه للمطوعة ومعنى المطوعة حصول أثر الشيء عن تعلق الفعل المتعدى نحو كسرت الزجاج فاانكسر ذلك الزجاج فان انكسار الزجاج أثر حصل عن تعلق الكسر الذى هو الفعل المتعدى
الباب الثالث : افتعل يفتعل افتعالا موزونه اجتمع يجتمع اجتماعا وعلامته أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة الهمزة في أوله والتاء بين الفاء والعين وبناؤه للمطوعة أيضا نحو جمعت الابل فاجتمع ذلك الابل
الباب الثالث : افعل يفعل افعلالا موزونه احمر يحمر احمرارا وعلامته أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة الهمزة في أوله وحرف اخر من جنس لام فعله في أخره وبناؤه لمبالغة اللازم وقيل للأنوان والعيوب ومثال الألوان نحو احمر زيد ومثال العيوب نحو اعور زيد
الباب الرابع : تفعل يتفعل تفعلا موزونه تكلم يتكلم تكلما وعلامته أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة التاء في أوله وحرف اخر من جنس عين فعله بين الفاء والعين وبناؤه للتكلف ومعنى التكلف تحصيل المطلب شيئا بعد شيء نحو تعلمت العلم مسألة بعد مسألة
البلب الخامس : تفاعل يتفاعل تفاعلا موزونه تباعد يتباعد تباعدا وعلامته أن يكون ماضيه على خمسة أحرف بزيادة التاء في أوله والألف بين الفاء العين وبناؤه للمشاركة بين الاثنين فصاعدا. مثال المشاركة بين الاثنين نحو تباعد زيد عن عمرو ومثال المشاركة بين الاثنين فصاعدا نحو تصالح القوم
Jumat, 13 Maret 2015
التكفير باللازم من أعظم مزالق الإقدام والمخاطرة د. علي بن شايع النفيس
29/10/2009
G Issue
13545
|
الخميس 10 ذو القعدة 1430
العدد
13545
|
|
Langganan:
Postingan (Atom)