Kamis, 26 Maret 2015

Methode Aqidah Salafi Dalam menyikapi Ayat-ayat shifat (khabariyah)



Untuk mempersingkat, penulis tidak berpanjang lebar menuliskan sejarah maupun biogarafi ‘ulama-‘ulama salafi, dikarenakan waktu yang terbatas dan juga tentunya untuk menghemat energy didalam kesibukan yang selalu menuntut, mungkin pembahasan mengenai keterkaitan tentang faham salafi, langsung saja ke inti sari-nya. Menurut sependek pengetahuan penulis dari hasil membaca beberapa buku kalangan salafi, maupun terjun langsung berdiskusi dengan oknum-oknum salafi, penulis berkesimpulan, bahwa methode yang digunakan aliran salafi dalam menyikapi ayat-ayat shifat (khabariyah) adalah, dengan meng-istbatkan (istbat) makna dzhohir seraya tidak menyerupakan namun ada sesuatu sisi persamaan. Mari kita simak bagaimana sebenarnya methode  yang digunakan kelompok kalangan salafi dalam menyikapi ayat-ayat shifat (khabariyah) dalam berkeyakinan.
Shaikh Utsaimin berkata dalam kitba aqidah washtiyah-nya.

إن الله عز وجل له وجه وله بد وله رجل عز وجل, لكن لا يلزم من أن تكون هذه الأشياء مماثلة للإنسان, فهناك شيء من الشبه, لكن 
ليس على سبيل المماثلة.                                                                                               

Beliau berkata : Sengguhnya Allah Azza wa Jalla mempunyai wajah, dan mempunyai tangan mempunyai kaki Azza wa Jalla, akan tetapi tidak berkonsekwensi serupa dengan manusia, namun ada sisi persamaan disana, Tapi tidak dalam konteks penyerupaan. (terjemah bebas)
Dari pernyataan Utsaimin Rh diatas, penulis menyimpulkan bahwa mereka telah menggunakan methde istbat dalam ayat-ayat shifat (khabariyah) dan jelas berbeda dengan methode Imam asy’ary dan kalangan salaf al-sholeh yang menggunakan tahfwid dan takwil sebagaimana yang telah penulis terangkan dari pembahasan sebelumnya. Sejatinya, pernyataan yang dikemukakan oleh Utsaimin Rh tersebut hanyalah mengikut oleh para pendahulunya Shaik Ibnu Taimyah Rh, dan shaik Muhammad abdul wahhab atau panggilan terkenalnya “Wahabi”. Dan tentunya di amini oleh para ‘ulama-‘ulama salafi lainnya, bahkan memang seperti itu lah keyakinan mereka, tidak heran bila cendikiawan muslim yang berafiliasi salafi di Indonesia mengadopsi faham-faham yang demikian adanya.
Mungkin untuk pembahasan faham salafi kali ini, sementaa dicukupkan sampai disini saja, karena sebenarnya, pernyataan Utsaimin Rh diatas, sudah mewakili faham salafi dalam menyikapi ayat-ayat shifat (khabariyah) dalam Alquran, kendatipun penulis mengutip dari ‘ulama salafi lainnya, tentu ujung-ujungnya sama persis dengan pernyataan Utsaimin diatas. Dan pastinya, inti sari dari pemahaman dan methode terkait, sudah sampai kepada penulis dan rekan pembaca.

 Kesimpulan

Telah sama-sama kita ketahui, ada sisi perbedaan antara faham asy’ari dan salafi dalam menentukan methode yang berkaitan dengan ayat-ayat shifat (khabariya) dalam alquran.
Methode Imam Asya’ari terangkum dengan dua methode, yang pertama Tafhwid, serta yang kedua Ta’wil. Sedangkan methode salafi yang pertama Istbat yang kedua tidak tafhwidh dan tidak ta’wil.
Ini saja lah yang bisa penulis sampaikan mengenai pembahasan seputar faham asy’ari dan salafi, semoga tulisan yang singkat ini, bermanfaat bagi penulis dan para rekan pembaca, wa akhirul kalam, lebih dan kurang penulis haturkan permohonan maaf, karena sesungguhnya Hanya Allah Swt sajalah yang Maha Sempurna,

سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ
(alquran)

Billahi Taufiq walhidayah, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar