Sabtu, 24 Januari 2015

Seandainya

Seandainya boleh didalam hidup ini berandai-andai. Dan yang demikian itu tidak ada larangan Agama. Maka tentunya begitu banyak orang yang akan berandai-andai. Berkeinginan segala kisah yang telah terlewati dulu bisa diulang kembali, bagaikan sinetron atau film india yang biasa diulang-ulang. Tentunya semua mereka menginginkan keadaan yang lebih baik. Bahkan terbaik dari keadaan yang sekarang mereka rasakan, menurut mereka sendiri penuh dengan penyesalan, dilema, gunda gulana, galau tak tentu arah, seperti ombak liar ditengah lautan yang kering kerontang tang teng tong.
Dan diantara mereka mengatakan : Seandainya dulu waktu tingkat tsanawiyah sampai 'aliyah. Aku belajar atau mondok dipesantren yang luar biasa, serta dilanjut dengan belajar disalahsatu Universitas Timur Tengah, khususnya di Al-azhar cairo. Mungkin sekarang aku sudah menjadi pak ustadz, kyai, ataupun shaik. Memiliki istri soleha, cantik nan mempesona.
Diantara mereka mengatakan : Seandainya dulu waktu kecil sampai besar kayak yang sekarang ini. Aku rajin dan serius belajar disegala macam ilmu pengetahuan. Banyak membaca apa saja yang berguna. Mungkin aku sekarang sudah berada diatas kertas. Tergolong dari orang-orang yang pintar, cerdas memiliki pekerjaan yang keren. Punya empat istri cantik dengan bertunggangkan mobil mewah. Begitu juga memiliki uang yang buanyak nyak nyak nyak. Beserta separangkat rumah super megah bla ble blo seterusnya yang indah indah.
Diantara mereka mengatakan : Seandainya dulu. Aku menerima cinta dan lamarannya. Mungkin sekarang ini aku sudah menjadi pendamping hidupnya yang selalu setia menemaninya. Tentu bukan seperti keadaanku saat sekarang ini, masih sendiri, sepi, sunyi tak ada yang membelai alias jablay.
Diantara mereka juga mengatakan : Seandainya dulu waktu pertama kali kenal dengannya. Terus aku bisa dengan mudah merebut hatinya dan selalu berbuat baik dengannya, tidak menyakiti melukainya dengan perbuatan yang sama sekali sangat dibencinya. Mungkin sekarang dia tidak pergi jauh menghilang dariku. Dia berada disampingku untuk selamanya sampai jantungku tak lagi berdetak, nafasku tak lagi berdesah.
DAN SETERUSNYA ,,,,,Seandainya.....seandainya....@#$%^^&*()_++
Namun 'ala kulli hall. Sebagaimana yang wajib kita ketahui adalah bahwa sangat tidak pantas dan layak bagi setiap hamba Allah mengucapkan kalimat-kalimat senada seperti itu dengan maksud tidak terima dan bersyukur atas ketetapan_Nya. Karena dengan mengucapkan dengan ungkapan "Seandainya" begini begitu, bla ble blo menjadi begini begitu. itu sama saja mengundang amalan-amalan syaiton la'natuLLAH..
wa akhirilkalam qultu : Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَّرَ اللَّهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
…Bila kamu ditimpa suatu musibah, maka janganlah kamu mengatakan "seandainya tadi aku melakukan ini dan ini, maka pasti akan terjadi begini-begini,” akan tetapi katakanlah : "Ini adalah taqdir Allah dan apa saja yang Dia kehendaki, pasti Dia laksanakan.” Karena perkataan "seandainya" bisa membuka amalan setan. ( Muslim)
Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar